PIMNAS: Bawa Pulang Mendali
- Penaaziziah
- Dec 17, 2022
- 3 min read
Updated: Dec 20, 2022

Tulisan ini murni untuk berbagi tentang apa yang aku lihat, rasakan, pelajari, bahkan sampai saat ini menjadi pengalaman yang sangat berharga pada saat PIMNAS 35 tahun 2022. Tiga kali membuat proposal Pekan Kreaktivitas Mahasiswa (PKM) ini, dari tahun ke tahun mencoba. Hingga Qodarullah percobaan terakhir diberikan kesempatan saat memasuki semester akhir. Maka salah satu ikhtikad aku pulang dengan atau tidak mendali emas, berbagi tulisan ini adalah bagian dari hutang yang harus aku bayar kepada adik-adik tingkat. Dan apa yang aku sampaikan semoga menjadi pemicu agar mimpi untuk tetap terus berprestasi bisa diestafetkan.
Bukan hal yang mudah bagi setiap orang untuk mewujudkan mimpi yang sama terutama membuat suatu karya inovasi yang bermanfaat bagi orang banyak sekaligus dengan motivasi mendapatkan kebanggaan membawa nama baik Universitas, orang tua, bahkan diri sendiri hingga kontribusinya terus dikenang.
“INI MAHASISWA SAYA YANG DULU DAPET MENDALI EMAS PIMNAS”. Bukankah itu adalah mimpi kita yang sama sebagai mahasiswa?
Sangat bersyukur dan berterima kasih kepada universitas dimana pada proses persiapan PIMNAS, universitas ikut membimbing, memfasilitasi beberapa pelatihan bahkan menguatkan secara mental. Salah satunya mengenai cara presentasi, PPT, tanya jawab, bimbingan artikel ilmiah, poster, dan persiapan lainnya. Dengan penuh keyakinan aku pastikan bahwa investasi terbaik selama proses berprestasi saat menjadi mahasiswa ialah mengikuti program PKM Dikti ini, semua pasti terfasilitasi. Kapan lagi kan bisa jalan-jalan gratis juga hehe
Hal yang paling menjadi catatan selama proses ini tentunya siapapun itu harus mengorbankan lebih dari waktu, tenaga, uang, bahkan ideide yang sangat menguras pikiran. Ambil sebanyak-banyaknya saran, referensi, maupun pendapat yang diterima. Tingkatkan semangat keseriusan dan kekompakan tim untuk mewujudkan tujuan yang sama. Jangan meninggalkan satu dengan yang lainnya. Pastikan ketika menuju akhir keberangkatan semua persiapan sudah matang dengan baik.
Keberangkatan Jakarta - Malang selama kurang lebih 14-15 jam. Lima hari berada di Malang. Lantas tidak mengurangi semangat kami untuk tetap optimis membawa mendali, be confident. Tetapi faktanya, aku dan tim gagal membawa mendali. Kecewa, sedih, bahkan ingin rasanya mengulang waktu saja agar bisa memperbaiki apa yang masih kurang. Tetapi rasa kecewa itu membawa aku sampai pada titik, memang apa yang membedakan tim ku dengan tim almamater yang lain? Toh capeknya sama saja mengeluarkan keringat juga wkwk

Ada 22 tim yang masuk dalam kategori PKM Karya Inovatif “KI”, semua diambil dari beberapa universitas yang berbeda. Mahasiswa yang mendapatkan mendali bukanlah mereka yang sudah terlihat keren dari almamaternya, bukanlah terlihat pintar sebelum berjuang, bahkan dipastikan pula bukan mereka yang datang hanya untuk menyelesaikan tugasnya. Tapi, mereka yang gigih, serius, percaya diri dengan apa yang mereka bawa, presentasi dengan penuh keyakinan dan semangat bahwa “Karya kami layak”. Kemudian, matang dengan apa yang menjadi fokus pengembangannya sehingga dapat menjawab pertanyaan juri dengan baik. Selebihnya Allah lah yang menentukan.
Maka dipastikan mereka sudah mempersiapkannya dengan sangat baik. Mendengar bahwa ada universitas yang mempersiapkannya dengan melakukan pelatihan selama satu bulan full (karantina dihotel) hanya untuk PIMNAS saja. Kemudian, penelitian yang dikembangkan benar-benar sudah melalui proses bimbingan yang panjang bahkan setara dengan tesis. Maka sudah terbayang bukan, bagaimana energi yang akan dikeluarkan oleh mahasiswanya.
DUIT (Doa, Usaha, Itktiar, Tawakal). So, dipastikan bukan mahasiswa yang pintar, tetapi mahasiswa biasa yang mau dengan gigih, yang ingin belajar lebih dan berikhtiar penuh untuk mewujudkan mimpinya. Almamater lain saja bisa, masa kita tidak bisa.
Alhamdulillah, kebanggaan menjadi salah satu bagian dari PIMNAS 2022. Teman-teman jangan ragu untuk terus berikhtiar bermanfaat bagi masyarakat, salah satunya melalui program ini. Jika kalian gagal pada percobaan pertama, coba lagi. Coba lagi. Coba lagi. Jika tidak diikhtiarkan sampai akhir kita tidak tahu pada percobaan keberapa kita akan mendapatkan kesempatan itu. Persiapkan dengan matang mulai dari gagasannya kemudian proposal hingga sampai didanai Dikti. Tidak perlu ragu atau bahkan membayangkan bagaimana lelah pada akhirnya, jangan malu bertanya kepada dosen dan mahasiswa yang sudah mencoba. Semoga sharing yang singkat ini bisa memberikan manfaat juga untuk teman-teman yang sedang berjuang. Membuka mata dan hati bagi yang belum ada keyakinan untuk mencoba. Semoga tahun berikutnya, kamulah yang membawa bendera Universitas Negeri Jakarta diatas panggung dengan penuh kebanggaan. Doa selalu teriringi bagi kamu yang sedang berjuang!
Komentarze